LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Biologi Dasar dengan Judul “Pengaruh pH Terhadap Ativitas Enzim”
disusun oleh:
Nama : Awaluddin
NIM : 1213040003
Kelas/kelompok : Pendidikan Kimia / IX
telah diperiksa secara seksama oleh
Asisten dan Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima.
Makassar, Desember 2012
Koordinator
asisten Asisten
Muh. Riswan Ramli Dg Tika S.Pd Sri Wahyuni
NIM : 091404054
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Andi Rahmat Saleh, S.Pd, M.Pd.
NIP :
19851010 200812 1 004
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pernahkah kita memperhatikan bagaimana bentuk makanan sebelum kita makan
dan kemudian bagaimana bentuknya setelah sisa makanan tersebut keluar dari
tubuh kita. . ? Tentu bentuknya berbeda bukan ? Bagaimanakah proses perubahan
makanan tersebut dalam alat pencernaan kita. Bagaimana makanan tersebut dapat
menjadi sumber energi ? Bagaimana makanan tersebut bisa menjadi zat sisa. ?
Ternyata dalam proses pencernaan kita, makanan yang kita makan tak
pernah lepas dari aktifitas enzim yaitu mulai dari mulut hingga usus. Enzim
sangat berpengaruh dalam proses pencernaan kita dimana makanan yang kita makan
berubah menjadi energi sehingga kita bisa melakukan aktifitas sehar-hari. Enzim
mengubah molekul makanan yang awalnya besar dan banyak menjadi sedikit atau
lebih kecil. Contohnya saja enzim amilase yang merombak amilum menjadi gula.
Enzim terus-menerus bekerja disetiap kita melakukan aktifitas, baik itu
disaat kita sedang makan, saat bejalan dan bahkan disat kita tidur, enzim masih
terus beraktifitas dalam tubuh kita. Namun proses kerja enzim pada keadaan
tertentu akan berbeda-beda. Pada saat kita berada diwilayah dingin, proses
kerja enzim dalam tubuh kita berbeda ketika kita berada diwilayah yang cuacanya
panas. Beberapa faktor dapat mempengaruhi proses kerja enzim yaitu seperti
suhu, air, pH, hasil reaksi, konsentrasi, dan lain-lain. Namun pada percobaan
kali ini, kita akan membuktikan bagaimana pH bisa mempengaruhi kerja enzim dan
pada pH keberapa enzim bisa bekerja secara optimum. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka digunakan larutan asam dan larutan basa sebagai faktor yang dapat
mempengaruhi kerja enzim yang dimana kita ketahui pH untuk asam adalah berkisar
1-7 dan pH basa berkisar 7-14.
B.
Tujuan
Percobaan
Membuktikan pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim amilase.
C.
Manfaat
Praktikum
Manfaat
dari melakukan praktikum ini adalah kita bisa mengetahui bagaimanakah proses
kerja enzim khususnya enzim amilase
dalam keadaan asam ataupun basa.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Enzim dapat ditermukan baik pada
hewan maupun pada tumbuhan. Salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan adalah
amilase. Nama lain dari amilase adalah diastase. Enzim tersebut dapat
menghidrolisis amilum menjadi gula. Amilase dihasilkan oleh daun atau biji yang
sedang berkecambah. Aktivitas amilase dipengaruhi oleh garam-garam organik, pH,
suhu dan cahaya. pH optimum dari amilase menurut Hopkins, Cole dan Green
(Miller, 1983) adalah 4,5-4,7, (Anonim1, 2012).
Enzim adalah
suatu katalisator biologis yang diasilkan oleh sel-sel hidup yang dapat
membantu mempercepat bermacam-macam reaksi bokimia. Dengan adanya dibandingkan
dengan reaksi tanpa katalisator. Tanpa enzim maka reaksi di dalam sel akan
sangat lambat dan tidak terkendali. Katalis walaupun dalam jumlah sedikit
mempunyai kemampuan untuk mempercepat reaksi kimiawi tanpa enzim itu berubah
setelah reaksi selesai. Katalis juga menunjukkan kekhususan artinya suatu
katalis tentu akan berfungsi pada hanya suatu jenis reaksi tentu saja,
sekalipun semua enzim pada mulanya dihasilkan di dalam sel, beberpaa
direaksikan kembali melalui dinding sel dan dapat berfungsi di luar sel
(Ristiati, 2000).
Menurut Anonim2 (2012) ada banyak faktor yang
mempengaruhi kerja enzim, yaitu:
1. Suhu
Semakin tinggi suhu,
kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada batas maksimalnya. Untuk hewan
misalnya, batas tertinggi suhu adalah 40ºC. Bila suhu di atas 40ºC, enzim
tersebut akan menjadi rusak. Sedangkan untuk tumbuhan batas tertinggi suhunya
adalah 25ºC
2. pH
Pengaruh pH terhadap
suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada enzim yang bekerja secara
optimal pada kondisi asam. Ada juga yang bekerja secara optimal pada kondisi
basa.
3. Konsentrasi
substrat
Semakin tinggi
konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja enzim tetapi akan mencapai
titik maksimal pada konsentrasi tertentu.
4. Konsentrasi
enzim
Semakin tinggi
konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja enzim.
5. Adanya
activator
Aktivator merupakan
zat yang memicu kerja enzim.
6. Adanya
inhibitor
Inhibitor merupakan
zat yang menghambat kerja enzim.
Menurut Anonim2(2012) enzim terdiri dari apoenzim
dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein.
Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus
prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan
organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik). Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim
hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa
atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur
kimia tiap enzim yang bersifat
tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal
atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul
lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim,
sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
Menurut Anonim2(2012) sifat-sifat
enzim adalah sebagai berikut:
1. Biokatalisator,
mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil;
mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun dari
protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan
senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan
dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat
digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya
ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh
ektoenzim: amilase, maltase.
6. Umumnya
enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang
mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, mengkatalisis pembentukan dan
penguraian lemak.
7. Bekerjanya
spesifik : enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat
melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
8. Umumnya
enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang
disebut kofaktor.
Semua enzim murni
yang telah diamati sampai sekarang ini adalah protein. Dan aktivitas katalisnya
bergantung pada interaksi strukturnya sebagai protein. Sebagai contoh, suatu
enzim didihkan dengan asam kuat dan diinkudasi dengan tripsin yaitu perlakuan
yang memotong rantai polipeptida, aktivitas katalitiknya biasanya akan hancur.
Hal ini memperlihakan bahwa struktur krangka primer protein enzim dibutuhkan untuk aktifitasnya.
Selanjutnya, jika kita mengubah berlipatnya rantai protein yang khas dari suatu
protein enzim utuh oleh panas, oleh perlakuan pH yang jauh menyimpang dari
keadaan normal, atau oleh perlakuan dengan senyawa perusak lainnya, aktifitas
katelik enzim juga akan lenyap. Jadi, struktur primer, sekunder dan tersier
protein enzim penting bagi aktifitas katalik. (Lehninger, 1982)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Hari / Tanggal :Selasa / 4 Desember 2012
Waktu
:Pukul
13:00 sd. 15:00 WITA
Tempat
:Laboratorium Biologi Dasar Lantai III Timur FMIPA UNM
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
a)
Tabung reaksi besar dan kecil,10
buah
b)
Pipet tetes
c)
Rak tabung reaksi
d)
Lampu spritus
e)
Klem kayu
f)
Corong kecil
g)
Korek api
2. Bahan
a)
Larutan amilum
b)
Kecambah padi, jagung, atau kacang
hijau
c)
Larutan
fehling A dan B
d)
Larutan NaOH
(1%)
e)
Larutan HCl encer (10%)
f)
Ekstrak
g)
Kertas pH
h)
Kertas saring
i)
Aquades
C. Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan 10 tabung reaksi dan
memberi label IA sampai IC, IIA sampai IIc,
IIIA sampai IIIC dan IV pada setiap tabung reaksi.
2.
Memasukkan larutan amilum sebanyak 1
ml ke semua tabung reaksi.
3.
Menambahkan ekstrak sebanyak 1 ml
kedalam tabung I, II dan III.
4.
Menambahkan fehling A dan B sebanyak
2 tetes ke semua tabung reaksi. Mengukur pH tabung IA ,IB dan
IC dan mengamati perubahan warnanya.
5.
Menambahkan HCl sebanyak 2 tetes ke
dalam tabung IIA, IIB dan IIC, kemudian
mengukur pHnya dan mengamati perubahan warnanya.
6.
Menambahkan NaOH sebanyak 2 tetes ke
dalam tabung IIIA, IIIB dan IIIC, kemudian
mengukur pHnya dan mengamati perubahan warnanya.
7.
Memanaskan tabung IA (setelah
5 menit ditambahkan fehling A dan B), dan mengamati perubahan warnanya.
Memperlakukan tabung IB seperti tabung IA setelah 10
menit dan tabung IC setelah 15 menit.
8.
Memperlakukan tabung IIA, IIB
dan IIC seperti tabung I setelah ditambahkan HCl, dan
untuk tabung IIIA, IIIB dan IIIC setelah
ditambahkan NaOH.
9.
Memanaskan tabung IV setelah
ditambahkan fehling A dan B dan mengamati perubahan warnanya.
10. Membandingkan
warna pada tabung I-IV, dan mengisi pada tabel pengamatan.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN
A.
Hasil
Pengamatan
No. Tabung
|
PH
|
Perubahan Warna
|
|
Awal
|
Akhir
|
||
A
|
5
|
1 : Biru kehijauan
2 : Biru kehijauan
3 : Biru kehijauan
|
1 : Hijau kehitaman
2 : Hijau kehitaman
3 : Hijau kehitaman
|
B
|
3
|
1 : Biru kehijauan
2 : Biru kehijauan
3 : Biru kehijauan
|
1 : Biru kekuningan
2 : Biru kekuningan
3 : Biru kekuningan
|
C
|
12
|
1 : Biru kehitaman
2 : Coklat Tua
3 : Biru kehitaman
|
1 : Coklat kehitaman
2 : Coklat kehitaman
3 : Abu-abu kehitaman
|
D
|
10
|
Biru
|
Biru
|
B.
Pembahasan
Enzim
amilase berfungsi untuk menghidrolisis amilum menjadi gula. Amilase dihasilkan
oleh daun atau biji yang sedang bekecambah. Aktivitas amilase dipengaruhi oleh
garam-garam anorganik, pH, suhu, dan cahaya. pH optimum dari amilase menurut Hopkins,
Cole, dan Green adalah 4,5-4,7.
Kerja
enzim pada umumnya di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, suhu optimum
enzim adalah antara 370C-400C. Jika suhu terlalu tinggi
maka enzim akan menjadi rusak dan sebaliknya jika suhu terlalu rendah (00C)
maka enzim berhenti bekerja namun tidak rusak. Enzim juga dipengaruhi oleh Konsentrasi Enzim, Substrat
dan Kofaktor, Inhibitor Enzim dan pH.
Seluruh enzim
peka terhadap perubahan derajat keasaman (pH). Enzim menjadi nonaktif bila diperlakukan pada asam basa yang sangat
kuat. Sebagian besar enzim dapat bekerja
paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang agak sempit. Diluar pH
optimum tersebut, kenaikan atau
penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat. Misalnya, enzim pencerna dilambung mempunyai
pH optimum 2 sehingga hanya dapat
bekerja pada kondisi sangat asam. Sebaliknya, enzim pencerna protein
yang dihasilkan pankreas mempunyai pH Optimum 8,5 . Kebanyakan enzim intrasel mempunyai pH optimum sekitar 7,0 (netral).
Dari tabel diatas kita
bisa melihat bahwa pada tabung A1 sampai A3, yang tidak ditambahkan HCl maupun
NaOH, tapi hanya ditambahkan fehling A dan B, pada saat tabung A1setelah 5
kemudian dipanaskan terjadi perubahan warna dari warna biru kehijauan menjadi
warna hijau
kehitaman, pada tabung A2
setelah 10 kemudian dipanaskan terjadi perubahan warna dari warna biru menjadi
warna hijau
kehitaman, dan tabung A3 setelah
15 menit kemudian dipanaskan terjadi perubahan warna dari warna biru menjadi
warna hijau
kehitaman.
Dari
tabung B1 setelah 5 menit kemudian dipanaskan terjadi perubahan warna dari
warna biru kehijauan
menjadi biru kekuningan,
pada tabung B2 setelah 10 menit kemudian dipanaskan terjadi perubahan warna dari biru kehijauan menjadi hijau kehitaman,
sedangkan pada tabung B3, setelah 15 menit kemudian dipanaskan terjadi
perubahan warna dari warna biru kehijauan
menjadi warna biru kehitaman.
Sedangkan pada tabung C1, setelah 5 menit terjadi perubahan warna dari warna biru kehitaman menjadi coklat kehitaman. Pada tabung C2
setelah 10 menit, kemudian dipanaskan terjadi perubahan warna dari warna coklat tua menjadi warna
coklat kehitaman. Sedangkan pada tabung
C3 setelah 15 menit kemudian dipanaskan terjadi perubahan warna dari warna biru kehitaman menjadi abu-abu kehitaman.
Sedangkan pada tabung D setelah dipanaskan
tidak terjadi perubahan warna yang awalnya berwarna biru dan tetap berwarna biru.
Setalah
penjelasan diatas kita bisa melihat bahwa setiap perbeaan waktu pemanasan akan
terjadi perbedaan warna yang dihasilkan. Hal ini dapat membuktikan bahwa
semakin lama waktu yang digunakan maka semakin banyak gula yang hasilkan. Enzim
amilase bekerja pada pH 4,5-4,7 atau dalam kondisi asam. Tujuan pemanasan pada
percobaan kali ini adalah bertujuan untuk memaksimalkan kerja fehling A dan B
yang akan bekerja pada suhu yang tinggi. Larutan fehling A dan B dan JKJ berfungsi sebagal indikator
dalam pembentukan glukosa sehingga
ketika mengandung glukosa warna larutan akan
berubah menjadi merah bata. Larutan JKJ herfungsi untuk membuktikan
adanya kandungan amilum dalam cairan bening atau ekstrat sehingga ketika mengandung
arnilum wama larutan akan menjadi hitam. Sedangkan larutan HCl dan larutan NaOH
berfungsi untuk menguji apakan benar aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa, mahasiswa telah membuktikan
bahwa pH dapat mempengaruhi kerja enzim, khususnya enzim amilase dimana enzim
amilase akan bekerja secara optimal pada pH yang berkisar 4,5 sampai 4,7.
B.
Saran
Sebaiknya
para praktikan lebih teliti
dalam menggunakan pipet tetes agar larutan yang digunakan tak berlebih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2012. Penuntun Praktikum
Biologi Dasar. Makassar : FMIPA UNM.
Anonim2. 2012. Enzim. http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim.com/.
Diakses pada tanggal 09 Desember 2012.
Lehninger. 1982. Dasar-dasar biokimia jilid 1. Jakarta: Erlangga
Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar mikrobioogi umum. Departemen
Pendidikan Nasional
LAMPIRAN
Pertanyaan:
1. Apa guna larutan fehling A dan B dan
JKJ?
2. Mengapa kecambah perlu dicentrifuge terlebih
dahulu?
3. Apa fungsi HCl dan NaOH pada percobaan
diatas?
Jawaban
:
1. Larutan fehling A dan B dan JKJ berfungsi sebagal indikator
dalam pembentukan glukosa sehingga
ketika mengandung glukosa warna larutan akan
berubah menjadi merah bata. Larutan JKJ herfungsi untuk membuktikan
adanya kandungan amilum dalam cairan bening atau ekstrat sehingga ketika mengandung
arnilum wama larutan akan menjadi hitam.
2.
Agar dapat diperoleh cairan bening atau ekstrak yang lehih murni dan
sebelumnya karena centrifuge dalam putarannya berfungsi untuk mengendapkan
serat-serat (kotoran dan cairan).
3. HCl dan NaOH sendiri berfungsi
untuk mengetahui pengaruh keaadaan asam ataupun keadaan basa terhadap kerja
enzim yang terdapat pada ekstrak kecambah kacang hijau.
Enzim
id.wikipedia.org/wiki/Enzim
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.[1][2] Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya
menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan
bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang
ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Sebagian
besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan
struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase
hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa. Kerja enzim
dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami
perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang
sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama
sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah
molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
Enzim
bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa
intermediat melalui
suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan
reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi
membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X + C → XC
(1)
Y + XC → XYC
(2)
XYC → CZ
(3)
CZ → C
+ Z (4)
Meskipun
senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul
katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian
besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim
α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim
dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena
enzim adalah protein, yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami
kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali.
Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim,
sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan
aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah
inihibitor enzim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar